AKTIFITAS SEKOLAH

Kegiatan Pembelajaran Praktek

Kegiatan Praktek Identifikasi Roda dan Ban, Siswa Kelas XI TKR SMKN 1 Cilengkrang-Abdul Rohman, S.Pd.Gr

Pengarahan Ujian Sidang Prakerin

Ketua Program Kompetensi Keahlian Abdul Rohman, S.Pd, Gr, di dampingi Staf Pengajar Adam hadian, S.Pd dan Arif Purwanto, S.T memberi pengarahan kepada Siswa yang akan melakukan Ujian Sidang Prakerin-2021

Kunjungan Industri

Kegiatan Kunjungan Industri di PT Adyawinsa Stamping Industri tahun 2018

STAF PENGAJAR

Poto Bersama Staf pengajar setelah kegiatan Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional

Juara Lomba Pidato Bahasa Inggris

Setelah kegiatan lomba Pidato bahasa Inggris di ITENAS-SMKN 1 Cilengkrang mendapat peringkat ke 2, terlihat Mrs. Eka Guru Bahasa inggris dan siswa peserta Lomba

PEMBINAAN BERSAMA AUTO2000

Kegiatan upskilling kemampuan siswa TKR SMKN 1 Cilengkrang dengan mendatangkan guru tamu dari toyota -AUTO2000 (Minggu, 21 Maret 2021)

Rabu, 10 Desember 2025

Pertemuan Orang Tua Siswa dengan Wali Kelas dan Manajemen Sekolah

 Dalam rangka memperkuat kolaborasi antara sekolah dan orang tua, SMKN 1 CILENGKRANG  menggelar kegiatan pertemuan orang tua siswa dengan wali kelas serta jajaran manajemen sekolah. Kegiatan ini berlangsung di RPS TKRO  dan dihadiri oleh ratusan orang tua dari berbagai tingkat kelas.

Pertemuan tersebut dibuka dengan sambutan manajemen sekolah dalam hal ini kepala sekolah ibu Lina Apri Ani Gustina, S.Pd yang menekankan pentingnya sinergi antara pihak sekolah dan keluarga dalam mendukung perkembangan peserta didik. Selanjutnya, dilakukan pemaparan komprehensif terkait program-program sekolah untuk tahun berjalan, meliputi:

  1. Program Kurikulum
    Penjelasan mengenai implementasi pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka, strategi pembelajaran aktif, serta penguatan kompetensi kejuruan sesuai kebutuhan dunia kerja.

  2. Program Sarana dan Prasarana
    Penyampaian rencana pengembangan fasilitas sekolah, peningkatan kenyamanan ruang belajar, serta perawatan peralatan praktik untuk mendukung proses belajar siswa.

  3. Program Hubungan Industri (Hubin)
    Paparan mengenai kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), peluang praktik kerja lapangan (PKL), serta penyiapan siswa agar memiliki kompetensi yang relevan dengan tuntutan industri.

  4. Program Kesiswaan
    Penyajian program pembinaan karakter, kegiatan ekstrakurikuler, tata tertib siswa, hingga strategi sekolah dalam membentuk budaya positif di lingkungan pendidikan.

Melalui kegiatan ini, sekolah berharap terbangun komunikasi yang lebih intens dan konstruktif antara orang tua dan pihak sekolah. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, mendukung potensi siswa, serta memastikan setiap program berjalan selaras dengan kebutuhan peserta didik.

Senin, 08 Desember 2025

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMK


 Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini semakin berpengaruh dalam dunia pendidikan, termasuk pendidikan vokasi. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2024, penggunaan AI terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran secara signifikan, terutama pada sekolah kejuruan yang menekankan keterampilan praktis.

1. Meningkatkan Minat dan Keterlibatan Siswa

Kelas yang memanfaatkan teknologi AI menunjukkan:

  • siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran,

  • motivasi belajar meningkat,

  • kemandirian belajar semakin baik.

Sebaliknya, kelas dengan metode konvensional tidak mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi mampu membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi siswa SMK.

2. Lingkungan Belajar Lebih Nyaman dan Mendukung

Lebih dari 80% siswa dalam penelitian tersebut menyatakan puas dengan pembelajaran berbasis AI. Mereka merasakan:

  • materi lebih mudah dipahami,

  • interaksi kelas lebih hidup,

  • kerja kelompok lebih efektif,

  • pembelajaran sesuai kebutuhan masing-masing.

Lingkungan belajar seperti ini sangat mendukung karakter siswa SMK yang membutuhkan praktik, visualisasi, dan pengalaman langsung.

3. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

AI membantu siswa dalam:

  • menganalisis permasalahan,

  • membandingkan berbagai solusi,

  • mengambil keputusan,

  • dan mengevaluasi hasil kerja.

Kemampuan ini sangat penting untuk menghadapi tantangan dunia kerja industri dan teknologi.

4. Kreativitas Siswa Semakin Berkembang

Penelitian menunjukkan bahwa selama satu semester, siswa yang belajar menggunakan AI mengalami perkembangan kreativitas dalam aspek:

  • kelancaran berpikir,

  • fleksibilitas,

  • orisinalitas ide,

  • imajinasi,

  • serta kemampuan bekerja sama.

Hal ini membuktikan bahwa teknologi dapat membantu siswa SMK mengembangkan ide-ide baru yang dibutuhkan pada era industri digital.

5. Model Pembelajaran “Smart Teaching 7+7”

Penelitian juga merekomendasikan model pembelajaran pintar 7+7, yaitu:

  • 7 kegiatan utama guru, seperti penyampaian tujuan, pemberian materi, bimbingan, hingga evaluasi.

  • 7 kegiatan siswa, seperti pra-belajar, eksplorasi, diskusi, praktik, hingga refleksi hasil belajar.

Model ini membuat proses pembelajaran lebih terarah, aktif, dan sesuai karakteristik pendidikan vokasi.


Kesimpulan

Pemanfaatan kecerdasan buatan memberikan peluang besar bagi SMK untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan penerapan teknologi secara bertahap dan terencana, sekolah dapat:

  • menciptakan pembelajaran yang lebih menarik,

  • meningkatkan kompetensi siswa,

  • serta mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja modern.


Referensi

Kong, M., Yu, F., & Zhang, Z. (2024). Research on Artificial Intelligence Enabling High-Quality Development of Vocational Education. Applied Mathematics and Nonlinear Sciences, 9(1), 1–20. Sciendo.

Membangun Kepemimpinan yang Mendorong Inovasi di Sekolah Vokasi

Perubahan dunia kerja yang semakin cepat menuntut sekolah vokasi untuk terus beradaptasi. Kompetensi teknis saja tidak cukup. Sekolah perlu membangun budaya belajar yang kreatif, kolaboratif, dan terbuka dengan teknologi baru. Dalam proses ini, peran kepemimpinan menjadi sangat penting karena kualitas kepemimpinan menentukan arah dan keberhasilan transformasi.
Pemimpin yang Menggerakkan, Bukan Hanya Mengarahkan

Kepemimpinan transformasional menjadi pendekatan yang paling relevan bagi sekolah vokasi saat ini. Pemimpin tidak hanya memberikan instruksi, tetapi terlibat langsung, memberi contoh, dan mampu menginspirasi seluruh warga sekolah. Ketika guru melihat pemimpin bekerja bersama, mereka lebih percaya diri untuk mencoba metode baru, berdiskusi, dan mengambil inisiatif.

Dukungan yang diberikan kepada individu juga menjadi bagian penting. Dengan pendampingan personal, coaching, dan kolaborasi antar guru, setiap pendidik dapat mengembangkan potensi terbaiknya.

Tantangan dalam Menerapkan Pembelajaran Berbasis Proyek

Banyak sekolah telah mencoba menggunakan project-based learning sebagai pendekatan inovatif. Namun, beberapa mengalami kendala seperti penurunan kinerja siswa atau resistensi guru. Biasanya masalah ini muncul karena perubahan dilakukan secara tiba-tiba tanpa persiapan yang matang.

Perubahan besar membutuhkan tiga tahap: membangun kesiapan, menjalankan perubahan secara bertahap, dan memastikan perubahan menjadi budaya baru. Ketika sekolah melewatkan tahap pertama, guru dan siswa belum siap menyesuaikan diri sehingga hasilnya tidak optimal. Karena itu, dialog, pelatihan, dan pendampingan sangat penting.

Langkah Strategis untuk Menjadi Sekolah yang Adaptif

Agar sekolah tetap relevan di era Industri 4.0 dan Society 5.0, transformasi harus dilakukan secara terencana dalam beberapa tahun ke depan. Adapun langkah strategis yang dapat diambil antara lain:

  1. Tahun pertama: menyusun visi bersama dan memetakan kondisi sekolah.
    Melibatkan guru, siswa, dan industri dalam penyusunan visi akan memperkuat rasa memiliki.

  2. Tahun kedua: memperbarui kurikulum dan meningkatkan kompetensi guru.
    Kurikulum mulai mengintegrasikan pembelajaran digital seperti IoT, AI dasar, dan analitik data.

  3. Tahun ketiga: memperluas praktik inovatif di seluruh jurusan.
    Sekolah dapat membentuk laboratorium digital, kelas proyek lintas jurusan, atau inkubasi kreativitas siswa.

  4. Tahun keempat dan kelima: memperkuat jejaring dan membangun sistem yang berkelanjutan.
    Kerja sama dengan industri, perguruan tinggi, dan komunitas inovasi semakin diperluas hingga tingkat nasional atau internasional.

Penutup

Transformasi pendidikan vokasi bukan hanya tentang teknologi atau fasilitas baru. Perubahan sejati dimulai dari pola pikir dan budaya sekolah yang lebih terbuka, kreatif, dan kolaboratif. Pemimpin yang mampu menggerakkan guru serta memberi ruang tumbuh bagi semua warga sekolah akan menjadi kunci keberhasilan proses ini.

Dengan komitmen bersama, sekolah dapat berkembang menjadi institusi yang adaptif dan siap menjawab kebutuhan dunia kerja masa depan.

Rabu, 30 Juli 2025

ABSENSI SISWA

Sistem Absensi Siswa

Sistem Absensi Siswa

Login

Belum punya akun? Daftar

Sistem Absensi Siswa

Daftar Akun Baru

Sudah punya akun? Login

Sistem Absensi Siswa

Total Siswa

0

Total Guru

0

Total Kelas

0

Hadir Hari Ini

0%

Statistik Kehadiran Umum

Kehadiran per Kelas (%)

Manajemen Guru

NamaEmailAksi

Manajemen Kelas

KelasWali KelasJml. SiswaAksi

Manajemen Siswa

NISNamaKelasAksi

Sinkronisasi Google Sheets

Gunakan fitur ini untuk mengekspor seluruh data absensi ke Google Sheet. Anda perlu membuat skrip perantara terlebih dahulu. Lihat instruksi untuk detailnya.

Absensi Hari Ini ()

Nama SiswaStatusAksi

Selasa, 10 September 2024

 

KEPEMIMPINAN MURID

 

OLEH ADAM HADIAN,S.Pd

NIP.197803262009021001

 

"Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat" (Ki Hadjar Dewantara)

Murid secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi  atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi maka murid akan memiliki "Agency". Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya. Seorang guru seyogyanya bisa menghantarkan para muridnya untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung kepada orang lain. Peran pendidik lainnya yaitu memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. 

Student Agency (kepemimpinan murid) bisa diartikan sebagai kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain.

Empat Sifat Inti dari Human Agency biasa disingkat menjadi IVAR yang bisa diuraikan sebagai berikut:

1.      Intensi = kesengajaan (intentionality) dalam arti memiliki niat, mewujudkan niat dan mempertimbangkan keinginan pihak lain, berupaya untuk menemukan niatan bersama dan mengelola kesalingtergantungan rencana. 

2.      Visi = pemikiran ke depan (forethought) dalam arti  menjadikan visi (representasi kognitif dari visualisasi masa depan) sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini menjadikan mereka individu yang bersemangat dan bertujuan.

3.      Aksi = kereaktifan diri (self-reactiveness); memiliki pengendali diri (self-regulator), memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi aksi atau tindakan yang tepat untuk memotivasi serta mengatur eksekusinya.

4.      Refleksi = kereflektifan diri (self-reflectiveness); memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Melakukan refleksi terhadap efikasi dirinya, kecemerlangan, ketepatan pikiran dan tindakannya, kebermaknaan upaya yang mereka lakukan dalam pencapaian tujuan serta akan melakukan perbaikan jika diperlukan

Murid menunjukkan "student agency" ketika mereka mampu :

1.      Mengarahkan pembelajaran mereka sendiri,

2.      Membuat pilihan-pilihan,

3.      Menyuarakan opini,

4.      Mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu,

5.      Berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,

6.      Mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain,

7.      Melakukan tindakan nyata sebagai proses hasil belajarnya.

 

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran, mereka memiliki voice, choiche, dan ownership.

 

Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan secara kolektif mempengaruhi hasilnya (www.education.vic.gov.an). Suara murid dapat ditumbuhkan melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dll.

Choice (pilihan) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan dan pembelajaran (marzanoacademies.org). Dalam ranah sosial ,murid dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya. Dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka, memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum.

Ownership (kepemilikan) adalah saat murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, atau sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya sehingga ia merasa 'memiliki' proses belajarnya. Untuk dapat menumbuhkan kepemilikan murid maka dapat dilakukan hal-hal berikut; Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri, meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan, merespon feedback yang diberikan murid.

Karakteristik Lingkungan yang Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid (Noble & McGrath:2016)

1.      Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.

2.      Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.

3.      Lingkungan yang melatih ketrampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.

4.      Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

5.      Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.

6.      Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

7.      Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

Peran guru adalah sebagai fasilitator, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya. Selain itu, guru harus mengurangi kontrol terhadap para murid.

Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Pada Siswa

Selain itu, pada dasarnya jiwa kepemimpinan bisa ditumbuhkan pada siswa sedini mungkin, bahkan ketika siswa duduk di bangku sekolah dasar. Beberapa tips meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa, yaitu:

1.Berikan tugas presentasi

Tidak bisa dipungkiri memang presentasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa. Karena saat melakukan presentasi, seorang siswa harus bisa menarik perhatian semua siswa yang lain untuk membuatnya fokus dan paham dengan materi yang disampaikan. Hal ini merupakan salah satu komponen kemampuan kepemimpinan. Oleh karena itu, yuk mulai sekarang berikan tugas presentasi kepada semua siswa.

2. Berikan kesempatan pada siswa untuk menjadi ketua kelas

Setiap kelas biasanya memang sudah memiliki satu ketua kelas yang berperan untuk membantu guru dalam menjalankan proses belajar mengajar, seperti memimpin apel, membuat suasana kelas lebih kondusif, dan membantu guru mengumpulkan tugas yang dikerjakan siswa lain. Namun, mulai sekarang tidak ada salahnya jika guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menjalankan peran ketua kelas selama 1-2 minggu.

Karena memberikan kesempatan pada siswa untuk menjadi ketua kelas juga merupakan salah satu hal paling ampuh untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa. Agar hal ini bisa terasa lebih efektif, jangan lupa juga untuk memberikan kesempatan ini pada siswa yang biasanya cenderung kurang aktif di kelas.

3. Berikan contoh yang baik pada siswa

Memberikan contoh yang baik pada siswa merupakan salah satu tips meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa yang tidak boleh terlewatkan. Karena siswa biasanya cenderung lebih mudah memahami hal yang dipraktikkan guru, dibandingkan memahami hal yang disampaikan.

Beberapa contoh jiwa kepemimpinan yang bisa ditunjukkan pada siswa adalah cara membuat keputusan yang baik, berkomunikasi dengan guru yang lain, memimpin kelas, dan menertibkan kelas.

4. Adakan sesi debat

Melansir dari KBBI, debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat juga merupakan salah satu cara paling tepat yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa.

Karena saat debat, seorang siswa harus membuat argumen yang kuat untuk membuat siswa lain setuju dengan argumen yang disampaikan. Hal ini juga merupakan salah satu komponen kepemimpinan. Untuk membuat suasana debat semakin menyenangkan, jangan lupa untuk memberikan materi debat yang ringan dan ‘dekat’ dengan siswa, seperti pro kontra bermain game (karena game ada yang baik dan buruk) atau materi tentang suatu mata pelajaran.  

5.  Menyaksikan kepemimpinan dalam sebuah tontonan

Siapa bilang nonton film kadang hanya tampak membuang-buang waktu dan tidak membawa manfaat sama sekali? Faktanya nonton film ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan berpikir kreatif untuk siswa lho. Namun, film yang bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan adalah film-film bertemakan pemimpin, seperti film tentang tokoh-tokoh pahlawan di Indonesia, film tentang terciptanya suatu produk (misalnya Ford vs Ferrari), atau bahkan beberapa film kartun (seperti Lion King, Gash bell, atau Raya and The Last Dragon).

Namun, usahakan film yang ditonton bersama siswa merupakan film yang ditujukan untuk semua umur serta tidak memiliki adegan kekerasan sama sekali. Tidak ada salahnya juga jika sesekali guru mengadakan acara nonton film bersama siswa. Bila perlu, sebelum menonton film, guru bisa memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan reviu film dan mempresentasikan hasil reviunya di depan kelas.

6. Biasakan siswa untuk memberikan pendapat

Selain bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, membiasakan siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa.  

Bila perlu, sesekali guru juga bisa meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran yang baru saja diajarkan. Agar siswa semakin terpacu untuk memberikan pendapat, guru juga bisa memberikan apresiasi kecil untuk siswa yang telah berani mengutarakan pendapatnya. Misalnya dengan memberikan stiker bintang atau cokelat.

Menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada siswa memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun, jangan lupa untuk menerapkan beberapa hal di atas ya. Karena bagaimanapun, tingginya jiwa kepemimpinan pada siswa bisa bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas siswa dalam belajar, sehingga guru bisa menjalankan proses belajar mengajar dengan mudah.