Selasa, 10 September 2024

 

KEPEMIMPINAN MURID

 

OLEH ADAM HADIAN,S.Pd

NIP.197803262009021001

 

"Pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat" (Ki Hadjar Dewantara)

Murid secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya yang memiliki rasa ingin tahu atau minat terhadap berbagai hal. Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi  atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi maka murid akan memiliki "Agency". Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya. Seorang guru seyogyanya bisa menghantarkan para muridnya untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung kepada orang lain. Peran pendidik lainnya yaitu memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. 

Student Agency (kepemimpinan murid) bisa diartikan sebagai kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri. Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain.

Empat Sifat Inti dari Human Agency biasa disingkat menjadi IVAR yang bisa diuraikan sebagai berikut:

1.      Intensi = kesengajaan (intentionality) dalam arti memiliki niat, mewujudkan niat dan mempertimbangkan keinginan pihak lain, berupaya untuk menemukan niatan bersama dan mengelola kesalingtergantungan rencana. 

2.      Visi = pemikiran ke depan (forethought) dalam arti  menjadikan visi (representasi kognitif dari visualisasi masa depan) sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini menjadikan mereka individu yang bersemangat dan bertujuan.

3.      Aksi = kereaktifan diri (self-reactiveness); memiliki pengendali diri (self-regulator), memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi aksi atau tindakan yang tepat untuk memotivasi serta mengatur eksekusinya.

4.      Refleksi = kereflektifan diri (self-reflectiveness); memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Melakukan refleksi terhadap efikasi dirinya, kecemerlangan, ketepatan pikiran dan tindakannya, kebermaknaan upaya yang mereka lakukan dalam pencapaian tujuan serta akan melakukan perbaikan jika diperlukan

Murid menunjukkan "student agency" ketika mereka mampu :

1.      Mengarahkan pembelajaran mereka sendiri,

2.      Membuat pilihan-pilihan,

3.      Menyuarakan opini,

4.      Mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu,

5.      Berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,

6.      Mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain,

7.      Melakukan tindakan nyata sebagai proses hasil belajarnya.

 

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran, mereka memiliki voice, choiche, dan ownership.

 

Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan secara kolektif mempengaruhi hasilnya (www.education.vic.gov.an). Suara murid dapat ditumbuhkan melalui diskusi, membuka ruang ekspresi kreatif, memberi pendapat, merelevansikan pembelajaran secara pribadi, dll.

Choice (pilihan) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan dan pembelajaran (marzanoacademies.org). Dalam ranah sosial ,murid dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya. Dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka, memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum.

Ownership (kepemilikan) adalah saat murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, atau sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya sehingga ia merasa 'memiliki' proses belajarnya. Untuk dapat menumbuhkan kepemilikan murid maka dapat dilakukan hal-hal berikut; Mengajak murid mengatur layout kelas mereka sendiri, meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan, merespon feedback yang diberikan murid.

Karakteristik Lingkungan yang Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid (Noble & McGrath:2016)

1.      Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.

2.      Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.

3.      Lingkungan yang melatih ketrampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.

4.      Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

5.      Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.

6.      Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

7.      Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

Peran guru adalah sebagai fasilitator, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya. Selain itu, guru harus mengurangi kontrol terhadap para murid.

Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Pada Siswa

Selain itu, pada dasarnya jiwa kepemimpinan bisa ditumbuhkan pada siswa sedini mungkin, bahkan ketika siswa duduk di bangku sekolah dasar. Beberapa tips meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa, yaitu:

1.Berikan tugas presentasi

Tidak bisa dipungkiri memang presentasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa. Karena saat melakukan presentasi, seorang siswa harus bisa menarik perhatian semua siswa yang lain untuk membuatnya fokus dan paham dengan materi yang disampaikan. Hal ini merupakan salah satu komponen kemampuan kepemimpinan. Oleh karena itu, yuk mulai sekarang berikan tugas presentasi kepada semua siswa.

2. Berikan kesempatan pada siswa untuk menjadi ketua kelas

Setiap kelas biasanya memang sudah memiliki satu ketua kelas yang berperan untuk membantu guru dalam menjalankan proses belajar mengajar, seperti memimpin apel, membuat suasana kelas lebih kondusif, dan membantu guru mengumpulkan tugas yang dikerjakan siswa lain. Namun, mulai sekarang tidak ada salahnya jika guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menjalankan peran ketua kelas selama 1-2 minggu.

Karena memberikan kesempatan pada siswa untuk menjadi ketua kelas juga merupakan salah satu hal paling ampuh untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa. Agar hal ini bisa terasa lebih efektif, jangan lupa juga untuk memberikan kesempatan ini pada siswa yang biasanya cenderung kurang aktif di kelas.

3. Berikan contoh yang baik pada siswa

Memberikan contoh yang baik pada siswa merupakan salah satu tips meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa yang tidak boleh terlewatkan. Karena siswa biasanya cenderung lebih mudah memahami hal yang dipraktikkan guru, dibandingkan memahami hal yang disampaikan.

Beberapa contoh jiwa kepemimpinan yang bisa ditunjukkan pada siswa adalah cara membuat keputusan yang baik, berkomunikasi dengan guru yang lain, memimpin kelas, dan menertibkan kelas.

4. Adakan sesi debat

Melansir dari KBBI, debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat juga merupakan salah satu cara paling tepat yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa.

Karena saat debat, seorang siswa harus membuat argumen yang kuat untuk membuat siswa lain setuju dengan argumen yang disampaikan. Hal ini juga merupakan salah satu komponen kepemimpinan. Untuk membuat suasana debat semakin menyenangkan, jangan lupa untuk memberikan materi debat yang ringan dan ‘dekat’ dengan siswa, seperti pro kontra bermain game (karena game ada yang baik dan buruk) atau materi tentang suatu mata pelajaran.  

5.  Menyaksikan kepemimpinan dalam sebuah tontonan

Siapa bilang nonton film kadang hanya tampak membuang-buang waktu dan tidak membawa manfaat sama sekali? Faktanya nonton film ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan berpikir kreatif untuk siswa lho. Namun, film yang bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan adalah film-film bertemakan pemimpin, seperti film tentang tokoh-tokoh pahlawan di Indonesia, film tentang terciptanya suatu produk (misalnya Ford vs Ferrari), atau bahkan beberapa film kartun (seperti Lion King, Gash bell, atau Raya and The Last Dragon).

Namun, usahakan film yang ditonton bersama siswa merupakan film yang ditujukan untuk semua umur serta tidak memiliki adegan kekerasan sama sekali. Tidak ada salahnya juga jika sesekali guru mengadakan acara nonton film bersama siswa. Bila perlu, sebelum menonton film, guru bisa memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan reviu film dan mempresentasikan hasil reviunya di depan kelas.

6. Biasakan siswa untuk memberikan pendapat

Selain bermanfaat untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, membiasakan siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan pada siswa.  

Bila perlu, sesekali guru juga bisa meminta siswa untuk menjelaskan materi pelajaran yang baru saja diajarkan. Agar siswa semakin terpacu untuk memberikan pendapat, guru juga bisa memberikan apresiasi kecil untuk siswa yang telah berani mengutarakan pendapatnya. Misalnya dengan memberikan stiker bintang atau cokelat.

Menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada siswa memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun, jangan lupa untuk menerapkan beberapa hal di atas ya. Karena bagaimanapun, tingginya jiwa kepemimpinan pada siswa bisa bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas siswa dalam belajar, sehingga guru bisa menjalankan proses belajar mengajar dengan mudah.

 

 

 

Jumat, 30 Agustus 2024

Sistem Kelistrikan pada Mobil

 


Oleh : Adam Hadian, S.Pd

Guru Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMKN 1 Cilengkrang 

Ingin tahu cara kerja sistem kelistrikan mobil secara mendalam? Tentu, kamu yang masih berada di bangku SMK Otomotif maupun yang sedang bekerja sebagai mekanik, sistem komponen sistem kelistrikan mobil menjadi hal mendasar yang harus kamu pahami.

Apalagi, saat ini banyak mobil keluaran terbaru yang fitur-fiturnya mengusung mekanisme kelistrikan secara menyeluruh.

Masalahnya, mekanisme sistem kelistrikan pada mobil terbilang cukup rumit. Khususnya bagi para pemula yang sedang belajar materi soal kelistrikan pada mobil.

Oleh karenanya, untuk mempermudah belajar memahami mengenai rangkaian kelistrikan mobil dan cara kerjanya, kamu bisa menyimak penjelasan detailnya di bawah ini.

cara kerja sistem kelistrikan mobil

Cara Kerja Sistem Kelistrikan Mobil

Sistem kelistrikan mobil merupakan jantung yang menjalankan berbagai fungsi, mulai dari menghidupkan mesin hingga memberikan daya pada berbagai komponen elektronik.

Adapun cakupannya meliputi baterai, generator, motor starter, dan sejumlah perangkat elektronik lainnya yang saling berkaitan untuk memastikan mobil berfungsi dengan baik.

1. Komponen Utama

Di dalam mekansime kelistrikan mobil, ada beberapa komponen utama yang menunjang pengoperasian sistem kelistrikan pada mobil. Antara lain sebagai berikut :

Baterai: Sumber Energi Awal

Sistem kelistrikan pada mobil diawali dengan baterai. Baterai berfungsi sebagai penyedia energi listrik yang diperlukan untuk menghidupkan mesin dan mengaktifkan komponen elektronik lainnya.

Baterai mobil umumnya menggunakan teknologi aki timbal-asam yang handal. Namun, mobil listrik modern mengadopsi baterai lithium-ion yang memiliki kapasitas penyimpanan energi yang lebih tinggi.

Generator atau Alternator: Mengisi Daya Selama Perjalanan

Selama mobil berjalan, generator atau alternator berperan penting. Generator memanfaatkan energi kinetik yang dihasilkan oleh mesin untuk menghasilkan arus listrik tambahan. Fungsinya tidak hanya untuk mengisi daya baterai. Lebih dari itu, tetapi juga untuk memberikan daya pada komponen lain saat mobil beroperasi. Ini termasuk lampu, sistem audio, dan perangkat elektronik lainnya.

Motor Starter: Memulai Mesin dengan Presisi

Saat kunci kontak diaktifkan, motor starter berperan menghidupkan mesin. Motor starter menggunakan daya dari baterai untuk memutar flywheel mesin dan memicu proses pembakaran. Begitu mesin hidup, generator akan mengambil alih dan memastikan baterai tetap terisi.

2. Sistem Pengisian dan Distribusi

Di dalam mekanisme mobil, tentu sistem pengisian dan distribusi menjadi salah satu proses dari sistem mekanisme kelistrikan pada mobil. Adapun penjelasan lengkapnya sebagai berikut.

Sistem Pengisian Daya Listrik

Sistem pengisian mengoptimalkan distribusi daya listrik dari baterai dan generator ke komponen mobil. Kabel dan relay mengarahkan daya listrik ke berbagai perangkat seperti lampu depan, lampu belakang, klakson, dan sistem pemanas.

Pengisian daya yang efisien memastikan bahwa seluruh mobil mendapatkan pasokan daya yang diperlukan untuk kinerja optimal.

Pengaturan Distribusi Daya

Pengaturan distribusi daya pada mobil modern menggunakan teknologi canggih. Kontrol elektronik mengelola aliran daya, memastikan bahwa setiap komponen menerima daya yang sesuai dengan kebutuhannya.

Proses ini pun juga tidak hanya meningkatkan efisiensi energi. Justru lebih dari itu mengingat juga mengurangi risiko kegagalan komponen akibat beban listrik yang tidak merata.

Pentingnya Memahami Sistem Kelistrikan

Memahami cara kerja sistem kelistrikan pada mobil tidak hanya penting bagi mekanik atau teknisi otomotif, tetapi juga bagi pengemudi. Pemahaman ini membantu pengemudi mendeteksi potensi masalah dan merawat mobil mereka dengan lebih baik.

Selain itu, dengan teknologi yang terus berkembang, pemahaman tentang sistem kelistrikan memberikan wawasan tentang masa depan mobilitas dan inovasi yang mungkin memengaruhi cara kita berkendara